Senin

Lamunan seorang wanita

Saya duduk d depan teras kamar. Melihat jemuran yang berjejer d hadapan saya. Saya melihat sekeliling. Semua nampak sepi. Sepertinya mereka memilih tuk tidur siang di teriknya hawa jogja kala itu. Tibatiba d pikiran saya terbesit sesuatu. Saya membayangkan sesuatu hal yang semestinya tak saya pikirkan. Hahaha.
Saya berpikir untuk apa saya ada di sini d dunia ini ?? Pertanyaan yang bodoh yang seketika menyeruak d pikiran saya. Seorang remaja berusia 18th.
Tapi saya sudah college. Boleh dunk saya berpikir lebih jauh ke depan ?? Saya rasa saya sudah cukup dewasa untuk mengerti, atau sekedar tau akan hal itu. Hahaha.
Di benak saya timbul sebuah jawaban, saya duduk di sini, sekolah d sini, semua untuk saya sendiri berdasarkan amanat dari orang tua. Ini semua untuk saya. Ini semua untuk membanggakan orang tua bahkan keluarga saya. Saya sedikit ragu, kemudian pikiran saya mulai mengambil langkah lebih jauh. Ini semua untuk menghidupi keluarga saya kelak.
Saya berpikir, ini untuk kehidupan masa depan saya. Untuk meringankan beban imam saya. Untuk membanggakan anakanak saya pula kelak.
Lamunan saya semakin tak karuan. Saya mulai membayangkan sebuah keluarga kecil yang akan saya bina bersama imam saya.
Berdendang "i mummy, u daddy, we're happy family..." ahahahaa.
Melamunkan saya akan mencucikan pakaian dinas suami saya apabila pembantu tak datang. Merapikan kerah bajunya sambil membenarkan dasi. Atau sekedar memasang lambang milik suami saya. Mempersiapkan sarapan kecil untuknya. Dengan kemampuan saya dalam memasak yang masih minimal. Tak lupa mencium tangannya saat dia akan berangkat kerja, mengucapkan "hatihati y sayang" sambil melambaikan tangan ketika dia sudah duduk di balik kemudi mobil. Saya masuk ke dalam rumah dan mempersiapkan diri untuk bekerja. Ah lamunan ituuu.
Setelah bbrapa taun, ada seorang pangeran kecil yang mulai memberantaki seisi rumah yang telah saya tata dengan rapi. Bola itu, mobil2an, berserakan sampai d atas meja makan. Imam saya pulang kerja, datang, dan tersenyum sambil mengulurkan tangan untuk menggendong sang pangeran. Setelah suami saya berganti pakaian, dia mengajak pangeran kecil untuk bermain bola di halaman belakang. Saya d dapur mempersiapkan hidangan kecil untuk mereka.
Bberapa taun kemudian sang pangeran sudah mulai masuk sekolah. Sambil berangkat bekerja, saya mengantarnya ke sekolah barunya. Pulang bekerja saya kembali menjemputnya. Mempersiapkan makan siang untuk kami berdua. Karena imam saya pulang sore.
Setelah malam datang, keluarga kami berkumpul di ruang tivi, sambil bercanda gurau melepas kepenatan setelah bekerja. Sang pangeran datang membawa buku PRnya. Menghampiri saya dan menyerahkan buku itu. Saya beranjak dari sisi suami saya. Ini bagian saya. Untuk mengajarkan si kecil asyiknya matematika. Saya duduk d kursi kecil, sambil telaten membantu dia untuk menghafal angka. Setelah semua selesai saya menyuruhnya tidur di kamarnya sendiri yang sengaja telah d persiapkan saat saya dan imam saya membangun rumah ini. Ah kala itu si pangeran tidur pulas..Kala itu saya dan suami mulai memikirkan tabungan pendidikan untuknya. Hahaha.

Lamunan itu berhenti di situ. Saya mengerti sekarang, saya di sini untuk masa depan. Saya juga harus multi talent agar semua lamunan saya menjadi nyta. Menjadi istri yang berbakti pada suami, menjadi ibu yang sangat membanggakan bagi anakanaknya.

Mungkin semua itu akan terjadi 6-8th lagi. Hahaha. Tergantung kapan jodoh itu datang. Semua beranggan jodoh itu yg ada untuk saya sekarang. Tapi tak taulah. Hanya ALLOH yang menentukan semua itu. :)


regard,

nynyn arsynendyasmara.

Tidak ada komentar: