Senin

Aku memanggilnya ‘D’


Teruntuk kekasihku tersayang –Pradna Fathi Arsynendyasmara– semoga dia mengerti. Bahwa ini semua masa lalu saya. Biarkan semua saya ceritakan. Tanpa mengubah perasaan saya saat ini kepadanya –Fathi– dia untuk saya sekarang, dan semoga juga masa depan. :) i Love U.

Entah kenapa saya terlalu lebay atau alay untuk membahas ini semuaa. Hahaaha. Tapi menurut saya cerita ini cukup menarik untuk saya ceritakan. :) yaa seseorang yang begitu berarti dalam hidup saya sejak dulu. Sejak saya masih duduk di elementary. Lagilagi saya tak akan mengungkap siapa sebenarnya yang akan saya ceritakan di sini. Saya takut kejadian beberapa hari yang lalu terulang. Dan membuat saya cukup khawatir akan apa yang akan terjadi nantinya. Saya tak mau mantannya atau mungkin pacarnya akan cemburu kepada saya dan mengeJUDGE saya sebagai wanita yang tak beraturan. Kalopun ada yang tau, pastilah hanya satu atau dua orang saja. Kalopun beramai-ramai, hahahaaha saya hanya bisa tertawa melihat mereka akan menyindir saya. Oke saya terlalu banyak intermezzo.

Saya panggil dia ‘D’ yah setau saya hanya saya yang memanggil dia dengan nama tengahnya itu. Tapi tak tau lah, mungkin ada lagi yang memanggilnya dengan sebutan itu. :) yang saya ingat paggilan itu menyeruak dari jari jemari saya ketika saya mereply messages sekitar 1tahun yang lalu, satu tahun lebih. Dia adalah teman lama saya. Sangat lama. Saya mengenalnya sebagai trouble maker di sekolah saya saat elementary. Yah apakah sudah ada yang bisa menebaknya ?? dia adalah teman saya yang paling usil bahkan bisa saya katakan dia hiperaktif. *Sampai sekarang dia juga hiperaktif loh. Dia salah satu musuh saya ketika elementary. Dan musuh bebuyutan. Tak ada hari dimana kita tak cekcok masalah sepele. Masalah kecil. Tapi pemikiran anak elementary itu adalah sebuah masalah besar yang bisa menjadikan munculnya perang dunia. Hahahaaha. Saya geli sendiri apabila mengingat kejadian kejadian aneh, absurd, tak masuk akal, atou apalah yang saya juga tidak bisa menyebutnya.

Tiaaappp hari kita berantem. Saya ingat betul dimana saya memukulnya dengan ember warna oren yang merupakan inventaris dari kelas saya. Haahaahaa. Ember itu pecah. Dan saya ingat waktu itu Budhenya lewad di sebelah sekolah saya yang tertutup pagar berongga2. Saya ingat waktu itu masalah sepele. Ya dia mengejek nama orang tua saya. Saya tak terima dunk. :( meskipun saya sudah balik mengejek tapi saya tak cukup puas. The war was begin. Dari mulai pukul, cubit, cakar-cakaran pake kukunya yang tak pernah di potong. Semua khas anak usia 11tahun. Rasanya saat itu saya enggan masuk sekolah. Saya benci ketemu sama dia. Sangat benci. Melihat mukanya yang ingusan. Membuat saya tertarik untuk memukulnya. : tiap saya pulang pasti saya menangis dengan alasan yang sama “berantem sama .....” sampai2 orang tua saya geleng-geleng melihat saya sendiri. Mungkin karana saya memang nakal dan tak pernah mau kalah. Apalagi dengan dia. Gag ada kata NGALAH dalam kamus hidup saya saat itu. Saya memang termasuk anak yang keras kepala. Tapi kepala saya tidak cukup keras untuk menerima hantaman dari tangan batunya. Terbukti suatu hari ketika kami ber’perang’ dingin dia memukul bagian belakang kepala saya sampai benjol sebesar telor asin. Parah kan ? tapi itu lagilagi tak membuat saya merasa menyerah dan kalah. Meskipun tangan ini berdarahdarah akibat cakarannya, tak membuat saya merasa kapok. Hehehee. Tiap hari teman2 saya menjadi saksi atas semua kenakalannya. Mereka diam tak berkutik ketika saya dan dia ber’perang’. Sesekali anakanak cowok menenangkan dirinya ketika dia sedang ngamuk gag jelas. Dan begitu pula sebaliknya anakanak cewek menghibur saya agar saya tidak menangis. Hahaahaa. Kenakalan itu dari saya kelas 5 sampai kelas6. Saya begitu enggan. Dan sangat enggan untuk memberikan sedikit senyum kepadanya. Tapii entah mengapa berbeda dengan sekarangg. :)

Setelah saya lulus elementary, saya memilih untuk bersekolah di kota. Ya sekolah saya memang tergolong di wilayah kabupaten. Sejak saat itu saya tak pernah bertemu dengannya. NEVER. Bahkan sayapun tak tau dan tak mau tau kemana dia melanjutkan sekolahnya. Beberapa kali saya bertemu dan menjalin hubungan dengan temanteman elementary saya. Tapi tak pernah sekalipun dengannya. Bahkan sayapun melupakannya. Sehingga sedikit berpikir ketika dia menghubungi saya tuk pertama kalinya waktu saya masih first grade di SHS. Tapi begitu dia menghubungi saya. Saya lgsung ingat dia. Dia adalah musuh saya. Hahahahaa. Tak terlupa pengalaman elementary tuuu... :) sampai sekarang. Mungkin akan saya ceritakan kepada anak cucu saya kelak. :]

Waktu itu pertama kalinya dia menghubungi saya sejak kami lulus sekolah. Ya waktu saya first grade di SHS. Saya ingat dia mghubungi saya dengan nomor FLEXI jiahahaahaa. *iklan. Tapi berhubung beberapa sesaat setelah kejadian yang menghebohkan diri saya itu handphone saya raib di gondol copet. Dan saya tak punya nomornya lagi. Sayapun lupa lagi dengannya. Seingat saya pertama kali dia kirim messages itu intinya dia minta maaf kepada saya atas semua sikap dan perilakunya kepada saya saat kami masih di elementary. Karena pada dasarnya saya adalh orang yang baik, saya menhgiyakan permintaan maafnya itu. Tapi ya cuma sampai di situ karena kami tidak pernah lagi menjalin komunikasi sampai beberapa lama. Beberapa tahun. Setelah saya menginjakkan kaki di kelas12. Alias last grade saya di SHS. Sekitar bulan November atau Desember, saya lupa kapan pastinya, dia kembali menghubungi saya. Memang sebelum kami intens dalam SMSan atau telpon2an, kami sudah cukup mengenal lagi lewad salah satu jejaring sosial bernama FRIENDSTER. Pertama kalinya saya melihat kembali muka musuh saya itu saya pangling. Dan tak menyangka si cecurut itu sudah banyak berubah. Sampai2 sayapun menanyakan “ini siapa ya ??” hahahaa. Seingat saya juga foto yang dia pasang tidak terlalu jelas. Sejak pertemuan kita di situs jejaring sosial itu, kami akrab lagii. Sedikit banyak mengingat kenakalan kami pada waktu masih elementary. :) lucu. Dan kitapun tertawa bersama. Tak lama kemudian tak tau dari mana asalnya dia mendapatkan nomor handphone saya. *horeyy. Dia SMS saya. Sayapun sebenarnya sangat syookkk dengan sikapnya dia ke saya. Lagilagi dia minta maaf kepada saya akan semua hal yang telah dia lakukan kepada saya.

Tak lama berselang, kirakira seminggu kemudian atau 2minggu kemudiaann. Kami randevous tuk yang pertama kalinya sejak kami di pisahkan dalam perpisahan elementary. Saat itu Hari Raya Idul Adha tahun 2008. Pagi pagi sekitar jam setengah tujuh, dia datang ke rumah. Menjemputku dengan motor *megapro nya. Saya ingat sekali. Diaaa sangaattt wanggiii... #ahemm. Tak banyak bicara dia mengegas motornya menuju sekolahku. Kami memang beda sekolah. Setelah tiba di gerbang sekolahpun saya turun dari boncengannya. Sambil mengucapkan terima kasih dan berlalu begitu saja masuk ke dalam sekolah. Dia juga dengan cepat mengegas motornya untuk pergi ke sekolahnya. Ya saat itu kami sholat Ied di sekolah masing2. Dan tau apa ? walaupun dia menjemput saya. Saya tak melihat batang hidungnya yang tertutup oleh helm fullface. Saya hanya dapat melihat matanya, yang tak berubah dari dulu. Tatapan mata yang sinis terhadap saya. Seakan akan enggan melihat saya tersenyum. Hahahaa.. :) Setelah sholat Ied selesai, guess what ? dia menjemput saya di sekolah. Ya menjemput saya. Saya juga sedikit heran. Kenapa musuh saya yang begitu membenci saya sekarang berubah menjadi sosok yang sangat baik hatii ?? >.< style=""> Kebetulan rumah kami memang satu arah. Lagilagi saya mengucapkan terima kasih kepadanya. Tumben2 musuh bebuyutanku baiikk banget sampai2 nraktir jugaa... $,$ hahaha... saya juga kembali mengucapkan terima kasih lewad via message. “makasi ya traktirannya, sering2 juga boleh. hehehee”

Sejak saat itu hubungan kami semakin baik. Semakin banyak yang kami bicarakan via message atau telpon. Istilahnya kami nyambungg. Berbagii cerita tentang kegiatan yang kami lakukan. Dari sekolah, rumah (keluarga), sampai pada hal percintaan. Ya menceritakan mantannya dan pacar saya waktu itu –Amas– banyak sekali yang kita ceritakan. Seperti film, acara televisi, sampai2 citacita masa depan. Hmps. Sangat dekat.

Beberapa hari setelah kami bertemu. Dia menawarkan lagi untuk menjemput saya sepulang sekolah. Seingat saya hari senin. Saat itu saya sedang melaksanakan ujian semester ganjil.(semester5). Saat itu saya lumayan terhenyak akan kebaikannya. Padahal saat itu dia sudah libur sekolah. Tawaran itu saya iyakan. Dan sayapun di jemputnya tepat waktu. Perasaan saya tak karuan menanggapi hal itu. Banyak hal yang berkecamuk di pikiran saya saat itu. Terutama saya takut kalau saya naksir diaa. Saya kan sudah punya pacar. Walaupun hubungan kami juga sudah lumayan berantakan. Bahkan bisa di bilang sudah renggang.

Setiap hari saya SMSan sama dia. Sekedar cerita gag mutu. Balas2an emoticon. Yah saat itu saya memang merasakan begitu dekat dengan mantan musuh saya. Sempat saya ceritakan kepada orang tua saya tentang hubungan kami berdua. Orang tua saya merespon “ dulunya gimana ? ko sekarang baik ? “ saya hanya tertawa melihat respon dari keluarga saya. Yah merekapun bilang “ mungkin karna kita –saya dan ‘d’– ‘sudah besar’ *dalam tanda kutip.” Hahahahaa. Mereka kan juga pernah mudaaa. :) tapi lagilagi saya tak yakin dengan perasaan saya yang tibatiba muncul itu. Sedikit gengsi dengan apa yang saya alamii. Tak taulah kenapa perasaan itu muncul.

Tak jarang dia menyempatkan waktu untuk menjemput saya pulang sekolah ataupun pulang les. Pernah suatu ketika dia yang kebetulan sedang classmeeting mengajak saya jajan di warung es dekat sekolah saya. Hiihiihii. Dan saat itu saya sedang ada praktikum kimia untuk ujian. Umm mengenai ujian. Saya giat sekali mengajaknya untuk belajar pagi. Takjarang saya mmbangunkannya pukul 3 pagi via telepon ataupun sms berkalikali karna kadang dia sangat kebo. Susah di bangunkan. Hahahahah. Hampir tiap pagi mendekati ujian kami telponan. Ngobrol sambil bacabaca buku. Atau mencorat coret soal metematika. Saya ataupun dia saling mengingatkan untuk sholat. Sholat. Sholat. Terkadang kami janjian untuk melaksanakan ibadah puasa sunnah bersama. Demi kelancaran ujian kami.

Perasaan itu mulai berkecamuk seiring kedekatan kami berdua. Kami berbicara hal yang aneh sampai serius. Seperti : saya dan dia mempunyai tong rahasia yang menghubungkan rumah kami. Suatu hal yang sangat bodoh. Atau kadang kalo dia sedang menebak apa yang saya lakukan dan TEPAT, dia menyebutnya bahwa dia mengintip melalui GOOGLE earth. Jiahahahaaa. Serius membicarakan hubungan saya dan pacar saya yang muali tidak lagi sehat. Dan akhirnya saya dan pacar saya ended sekitar bulan februari 2009. 2 tahun saya dan mantan saya itu pacaran. Cuma ya sudah tidak ada komiitmen lagi. Pertama saat saya putus, banyak yang bilang kalo itu garagara kedekatan saya dan ‘d’. Namun itu semua tidak benar. Mungkin sedikit ada benaranya. Tapi tak sepenuhnya. Karena kami –saya dan mantan saya itu– harus memperbaiki sesuatu yang harus di jalani sendiri-sendiri. Ya sudah lahh.. :)

Owh ya si ‘d’ memberiku coklat tobleron putih pada saat v’day 2009. Sayaa sangat senangg. Hahahahaa.. padahal saya juga hanya bercanda meminta dia datang ke rumah membawakan saya coklat.

Sebenarnya saya mencatat semua moment2 saya dengan nya secara detail. Tapi setelah kejadian itu. Saya menghapusnya dan baru ingin menceritakan ulang sekarang.

Banyak sekali yang kami lewati berdua. Saya ingat pertama kali saya satnite dengannya. Saya mengajaknya untuk bermain di Mr. Games dan mengajaknya bermain permainan yang sangat saya sukai yaitu PUMP it Up. Yah saat itu kami pergi berdua. Kami langsung datang ke tempat bermain itu. Setelah membeli beberapa koin. Saya memasukkannya di lubang permainan PUMP it Up padahal saat itu saya belum begitu mahir memainkannya. Diapun malah sama sekali tidak bisa. Hahahaahaa. Memang dia hanya jago maen Play Station. Kadang tiap saya sms tanya lagi apa, dia jawab lagi maen PS. Pulang sekolah lgi maen PS. Bahkan pernah dia menelpon saya saat lagi maen PS. Jadii beuh brisiikkk bangettt. Hahahaha. *lanjut ke SATNITE. Ya setelah kami menyerah untuk bermain Pump, kami memutuskan bermain basket. Padahal saya kan pendek. Hanya beberapa skor saja yang berhasil saya dapatkan. Selanjutnya kita bermain apa itu ya, saya lupa apa permainannya, yang jelas bergambar hamster. Seperti main hokki *permainan di atas es* tapi menggunakan tangan. #confused. Yah itulah. Karna saya ingin meraih tiketnya jadii ya bolanya langsung di masukkan. Hahahaha. Permainan yang konyol untuk taraf last grade di SHS. Tapii sangat menyenangkan. Setelah lelah. Kami beristirahat di kafetaria di sebelah tempat bermain itu. Sekedar minum teh botol sambil mengamati orangorang yang bermain pump dengan lincahnya. Hahahahaa. Ya itu satnite saya dengannya. Saya sedikit banyak sudah lupa sii apa saja yang pernah kami lalui. Hehehee.

Selain perhatiannya kepada saya. Kekonyolannya. keABSURDannya. Saya menyerah kepada diri saya sendiri. Saya suka dengannya. Hahahaa. Terlalu cepat memang bagi saya untuk memulai lagi percintaan setelah saya ended. Tapi perasaan itu tak pernah bisa saya tolak. Baik kasar maupun halus. Saya harus terima kenyataan, saya memang menyukainya. Setiap saat kita sedikit saja jauh. Rasanya sesuatu yang mendungg telah mendatangi saya *lebayy.

Sempat saya cemburu kepada mantannya yang kebetulan satu sekolah dengan saya. Tapii saya juga tak dapat untung apa apa dari hal childist itu ?? saya harus menerima dunk. Kan itu juga masa lalu. Bahkan terkadang saya mengejeknya ataumembuatnya merasa malu, bilang gini.. “cie mantannya ....” hahaha. Saya memang suka mengeledeknya. Padahal saya juga merasa cemburu. Yah lagilagi saya tak pernah mempermasalahkan hal itu. NEVER. Suka ya suka aja. Sayang ya sayng aja. Buat apa toh kita mem Flashback-an dia dengan mantan2nya. Tak penting. Semua yang ada hanya saat ini bagaimana perasaannya dia. Perasaannya saya. Ahh saat itu saya berbungabunga sekalii mengetahui dia sudah tak begitu mempedulikan mantannya itu.

Beberapa hal lagi yang saya ingat. Kami memang mengikuti ujian seleksi mandiri sebuah universitas terbesar di jogja. Dia sangat mengharapkan bisa bersekolah di sana. Tapi dia saja tak pernah belajar ?? akhirnya keinginannya terpaksa harus failed. Ujian selama sehari itu membuat kepala saya cukup pusing. Kedekatan saya dan dia. Dia datang menjemput saya untuk mengajaknya pulang bersama. Dia dengan serombongan temantemannya yang sama sama mengikuti ujian itu. Saat itu saya ketemuan di jakal. Dan bertemu temantemannya di depan GOR universitas keguruan. Hahaha. Setelah berkumpul dengan temantemannya ternyata mereka merencanakan pergi ke JEC. Saat itu memeng sedang ada bazar distro. Rameee banget. Kami beramai ramai mengunjunginya. Dia sedikit agak canggung karana harus mengajak saya. :) saat itu saya sedang tak moody untuk shopping. Karena otak saya memanas garagara ujian itu. Saya hanya mengantarnya berkeliling. Kebetulan ada stand fotografii. Saya sangat tertarik dunia fotografii. Saya mengajaknya untuk melihat lihat foto foto yang terpampang di stand tersebut. Foto yang unik dan lucu. Dia mengeluarkan dompet dari sakunya. “ini di pajang lucu ya ?” katanya sambil menunjukkan fotonya yang beraksi di atas vespa. Sayapun sedikit geli melihat foto itu. Ekspresi mukanya yang sangat ekspresif. Lucu. Ganteng. Hahahahaa. Kami mencari tempat kosong untuk menempelkan foto itu. Foto yang ukurannya tak lebih dari 3x4 itu terpasang diantara foto foto unik lainnya. Setelah itu saya bertemu dengan temanteman saya di tempat itu pula. Sempat mengenalkan dirinya kepada temanteman saya. kami kembali berkeliling. Hari semakin sore. kami berhenti di sebuah stand distro berjudul *SOULDIER-SIDE* dia memilih milih beberapa kaos dan meminta saya memilihkan mana yang cocok untuknya. dia mendapat sebuah kaos berwarna abuabu dengan animated print di tengahnya. Saya hanya tersenyum melihatnya menanyakan ukuran yang cocok untuk badannya yang besar. Setelah dia selesai memilih. Dia menawarkan kepada saya. Memilihkan sebuah kaos berwarna pink dengan animasi lucu. Sayapun tak enak atii untuk menerima pemberian darinya itu. Sangat tak enak atii. Saya mencoba menolaknya namun dia lagsung memberikan kaos itu di penjaganya untuk di masukkan ke dalam kantong kresek. Huft. Baru kali pertama. Dengan sedikit muka tolol dari saya, saya berterima kasih dan memasukkannya ke dalam tas. Tak enak apabila harus di tenteng kemana mana. Hehehee. Kami keluar dari gedung besar itu. Hari mulai gerimis. Kami memutuskan untuk pulang terlebih dahulu di bandingkan teman temannya. Dia menawarkan jaketnya untuk saya. Tapi buat apa ? toh saya juga hanya bonceng di belakang. Dan tertutup oleh badannya yang besar. Haha. Diaa ngebuttt super ngebutt. Sampai sampai kami hampir mengalami accident. Tapi untungnya Alloh masi sayang dengan kamii. :) dia mengantar saya sampai rumah. Padahal kala itu rumahnya sudah pindah dari yang dulu di tempati. Sampai di rumah, saya mandi makan dan blablablaa. Mencoba kaos yang di belikannya.kaos itu benarbenar pas saya pakai, bagus. Nice. Tak tau memang bagus atau karna pemberian darinyaa. Hohohooho. Hari itu walupun sudah ketemu kita tetep smsan. Sampai tertidur pulas

ini dia fotonya..


Kebaikannya kepada saya tak hanya sampai di situ. Dia pernah menemani saya membayar di bank yang antrii panjang ketika saya akan ikut SNMPTN. Kita makan bareng. Ahh banyak sekali yang kita lewati berdua. Dia mempunyai angan angan untuk vacation ke LOMBOK, mendaki gunung Rinjani yang sangat indah. Saya juga tak mau kalah. Suatu saat dia pernah berkata kalo besok klo dia uda kayaa dia mau mengajak saya untuk vacation ke LOMBOK. Seruuu !! itu mungkin menjadi sebuah janjii dan saya akan menagihnya kelak. B)

Saya jatuh cinta dengannya. Sungguh. Tak jarang saya merasa depresi. Tapi di depannya saya selalu ceriaa. Saya cukup lihay menyembunyikan perasaan saya kepadanya. Saya memantapkan hati saya sebagai seorang wanita. Saya ingin sekali, dan sangat berharap hubungan saya yang sudah begitu dekat itu bisa kami resmikan menjadi *relationship*. Tapi dia. Ya dia. Dia pernah mengatakan enggan untuk pacaran. Saya kuburkan perasaan itu. Namun semakin saya menguburnya. Perasaan itu malah semakin muncul. Sayapun tak kuasa untuk mengatakan terlebih dahulu. Saya wanita. Saya punya harga diri. Saya tak mau memulai. Diapun begitu. Meskipun saya rasa dia juga menyimpan perasaan itu kepada saya. Tapi tak ada yang ingin memulai lebih dulu. Kami hanya melanjutkan apa yang ada. Mengerti seperti seorang sahabat. Memperhatikan layaknya couple yang harmonis. Jadi kami bisa di katakan HTS *hubungan tanpa status. Kami dekat selama lebih kurang 8 bulan. Dia sangat memperhatikan saya. Begitu juga saya kepadanya. Perasaan saya kalut dimana saya sudah tidak bisa memendam perasaan itu lagi. Saya berusaha menghindari. Ya menghindari perasaan itu. Saya tak ingin bertepuk sebelah tangan. Apalagi saya rasa dia adalah orang yang mempunyai prinsip. Prinsip hidup yang selalu dia pegang.

Yaa sempat lagunya jason Mraz jadi penggembira saya. Soundtrack untuk saya..

I’m lucky i’m in love with my best friend.

lucky to where have been where i have been,

lucky to be coming home again...

they dont know how long it takes waiting for love like this

everytime we say goodbye i wish we have one more kisses

i wait for u. I’m promise u i will...

hahahaa... lagu yang nice banged di nyanyiin sama jason mraz feat colbie.

Saya tak menyangka saya akan suka dengannya. Bahkan sayang. Padahal kami adalah musuh. Saya tak menyangka Tuhan berkehendak lain dari hubungan kami ini. Saya sayang dengannya. Sangat. :’-) bahkan saya mengikuti ujian masuk di universitas yang sudah menerimanya lewat jalur PMDK. Agar saya bisa selalu dengannya. Hahaaha. Picik.

Beberapa bulan kemudian datang sosok yang sebelumnya tak pernah saya duga akan datang. Ya –Pradna Fathi Arsynendyasmara– saya bertemu dia melalui situs sosial FACEBOOK. Dia teman saya saat saya mengikuti program english course first grade saya di JHS. Sudah 6 tahun saya tak pernah bertemu dengannya. Apalagi menjalin komunikasi. Hubungan saya dan ‘d’ yang sudah makin tak karuan, lebih complicated dengan datangnya fathi dalam hidup saya. Saya wanita yang tidak suka digantungkan. Saya benarbenar tak lagi mengharap ‘d’ untuk menjadi ‘lebih’ dari seorang sahabat. Pendekata saya dan fathi sangat sebentar. Hanya sebulan. Di banding pendekatan saya dengan ‘d’ yang 8bulan. Kala itu hati saya memang terbelah 2. Bagi ‘d’ dan fathi. Mereka semua manusia lama saya. Yang tiba tiba muncul mengkoyak hati saya. Merobeknya. Dan berpura pura ingin memunggut serta menjaganya. Sebulan setelah saya dan fathi mengalami pendekatan. Dan saat itu saya memang sudah sedikit banyak tak berharap ‘d’. Saya dan fathi jadian. Sebelum itu saya sempat menceritakan kebimbangan hati saya kepada seorang teman *rheeya. Walaupun kami belum pernah bertemu, karena dia adalah mantan kekasih sahabat saya, saya mempercayainya penuh. Tapi percuma dia juga menyerahkan sepenuhnya kepada saya untuk memilih. Akhirnya kemantapan hati saya memilih pradna. Pradna Fathi Arsynendyasmara sebagai imam saya menggantikan posisi Amas sebelumnya. Saya sengaja tak menceritakan hal itu kepada ‘d’. Tapi akhirnya dia tau sendiri karena status hubungan saya dengan fathi di facebook dan sayapun etiket baik menceritakannya.

Hari itu tanggal 9 juli 2009. 2 hari setelah saya jadian dengan fathi. Sehari setelah saya di tinggal fathi. Saya bercerita pada ‘d’. Dia sempat menutupi perasaannya. Tapi akhirnya dia mengaku. Dia juga suka dengan saya dan menunggu waktu yang tepat. Padahal kami sudah dekat selama 8bulan. Kapan lagi waktu yang tepat itu ?? saya memang tidak bisa menunggu. Menunggu kepastian yang saya tak tau akan ada atau tidak. Sayapun mantap menerima resiko saya setelah jadian dengan fathi. Meskipun jujur saat dia berkata bahwa dia tak bisa lagi menjadi ‘io’ yang bisa setiap saat ada dengan saya, saya menangis. Saya tak kuat menyembunyikan perasaan saya yang telah saya tutup tutupi selama berbulan bulan.

Saya menghela nafas panjang berpikir positif atas semua keputusan yang telah saya ambil hari itu dan kemarin.

‘d’ berpesan kepada saya agar saya tak lagi menangis karnanya, tapi mengangis karena Alloh. Begitulah akhir dari hubungan yang saya bina dengan ‘d’. DIO. Semenjak hari itu, dia menjauh dari saya. Menjauh. Hanya beberapa kali saja dia membalas messages dari saya. Dengan kata yang kaku. Dingin. Tak lagi hangat seperti sebelumnya. :) saya merasa sangat kehilangan dia. Sangat.

Suatu hari saya mendapatkan berita. Entah dari siapa atau media apa saya lupa. Sepertinya facebook. Ya facebooknya yang saya buatkan. Di situ terpampang fotonya bersama gadis cantik yang terlihat sangat mesra. Jujur saya iri akan kemesraannya itu. Karena selama saya berpacaran dengan fathi, saya tak pernah bisa semesra itu. Saya sudah menduga, gadis itu adalah kekasih barunya. Gadis berwajah oriental itu telah bisa mendapatkan hatinya. Bahkan saya tidak bisa. Hahahaa. *bukan bermaksut membandingkan* hari itu pula seingat saya, saya langsung meneleponnya. Megucapkan selamat kepadanya karena telah menemukan sosok yang bisa menjaga hatinya. Dia tak pernah cerita kepada saya. Dan saya tau benar benar dari facebook. Saya dengan muka saya yang bersinar berharap akan mendapatkan pajak jadian darinya. Hahaaha. Saya mendoakan supaya mereka langgeng. Namun, yah maaf mungkin doa saya tidak terkabul. Mereka sekarang sudah putus. Kasian dia. Perbedaan prinsip dengan orang tua gadis itu membuat hubungan mereka kandas. Saya berharap andai benar dia mencintai gadis itu semua bisa berubah lagii. Saya akan tetap mendoakan dia yang terbaik. Pasti. Perasaan sayang saya semula berubah menjadi perasaan sayang seorang adik sekaligus sahabat. Saya memang sayang dengannya, sebagai sahabat. Sedikit tergoyah ketika mengetahui dia sakit. Namun lagi lagi hatinya bukan untuk saya. Bukan lagi untuk saya.

‘d’– dio– panggilan sayang saya untuknya. Semoga hanya saya. :P

Sakitnya belum sembuh. Semoga gadis itu itu menyembuhkannya.

Sayang aku sama kamu io.

Owh ya, saya punya soundtrack tentangnya :

Harmoni –Padi–

Aku mengenal dikau tlah cukup lama.

Separuh usiaku.

Namun begitu banyak, pelajaran.

Yang aku terimaa.

Kau membuatku mengerti hidup ini.

Kita terlahir bagai selembar kertas putih,

Yang kan ku tulis dengan tinta pesan damai, yang terwujud harmoni..

Segala kebaikan tak akan terhapus, oleh kepahitan

Ku lapangkan resah jiwa, karna ku percaya kan berujung indah..

Banyak cerita yang tidak bisa saya ceritakan secara mendetail. saya memang menganggapnya sebagai sosok seseorang yang membuat hidup saya lebih berwarna. Mengajarkan saya tentang banyak hal. Terima kasih io. Kau benar benar membuatku mengerti hidup ini.

Meskipun kau memilih menjauh dariku lagi. Takut membuat hubungan saya dan fathi kenapa kenapa. Bagi saya cukup berat karena setelah selama 2 minggu saya memperhatikan kamu. Tak apa, itu pilihanmu. Saya di sini, tetap berusaha mengerti dan memahami kamu io. Sampai kapanpun. Ketika kamu butuh saya akan selalu berusaha ada buat kamu. Selalu. Ini janji di dalam hati saya sendiri. Untukmu sobat kecilku :)



Tidak ada komentar: